kejadian yang berawal dari sebuah ketidakpercayaan. aku yang sama sekali tidak pernah melihat makhluk - makhluk ghaib, dihadapkan cerita teman sekamarku yang bernama Resfian Ananta. kebiasaan pulang malam ke kamar membawanya pada sebuah penglihatan yang tersamarkan oleh kegelapan malam. kamar kami berada di lorong 8 lantai atas yang menghadap bagian tengah asrama, tepatnya di kamar 192 gedung C2. pada malam minggu sebelum UAS itu dia pulang sekitar pukul setengah dua. aku dan temanku, Tian sudah masa-masanya terlelap tidur saat itu. kebiasaan kami yang malas menutup jendela terbawa sampai kejadian aneh ini terjadi. Ketika Fian masuk kamar, keadaan biasa-biasa saja dan seperti tidak ada hal-hal yang berbau mistik. Dia berjalan perlahan diantara gelapnya kamar saat itu. yang tersisa hanyalah sebuah lampu belajar yang hendak dia balik kearah berlawanan. semakin mendekati jendela untuk menutupnya udara yang terasa begitu menusuk. tanpa disengaja matanya tertuju pada sebuah pandangan yang ganjil di bagian tengah asrama. samar-samar dia menyaksikan sesosok makhluk yang sedang duduk di sebuah kursi. makhluk hitam legam yang sedang membelakanginya. lebih tepatnya dia menafsirkan bahwa itu seorang laki-laki. matanya memejam dan menutup seakan tak percaya apa yang sedang dilihatnya. dengan cepat dia tutup jendela itu dengan penuh tanda tanya. jika memang mahasiswa yang sedang mencari udara segar, tidak mungkin pukul setengah dua dini hari berada di tempat seperti itu.
Sekarang hatinya mantap untuk segera menutup jendela dan gorden dengan cepat. lampu belajar yang berbatang elastis itu ia balikan kearah berlawanan. dan saat itu pandangan kedua matanya lepas dari makhluk aneh itu. yang ada hanyalah kursi kosong yang tak ada seorang pun yang mendudukinya. pikirannya berputar keras memikirkan kejadian itu, namun keadaannya yang sudah ngantuk berat membawanya terpejam dengan bayang-bayang makhluk aneh itu. sampai sekarang dia masih merasakan trauma akan kejadian itu. termasuk saya pribadi yang mau tidak mau harus percaya kejadian itu sebagai bukti keimananku pada makhluk ghaib. sekali lagi saya ingatkan bahwa makhluk ghaib itu ada namun berbeda dimensi dengan kita.
Sekarang hatinya mantap untuk segera menutup jendela dan gorden dengan cepat. lampu belajar yang berbatang elastis itu ia balikan kearah berlawanan. dan saat itu pandangan kedua matanya lepas dari makhluk aneh itu. yang ada hanyalah kursi kosong yang tak ada seorang pun yang mendudukinya. pikirannya berputar keras memikirkan kejadian itu, namun keadaannya yang sudah ngantuk berat membawanya terpejam dengan bayang-bayang makhluk aneh itu. sampai sekarang dia masih merasakan trauma akan kejadian itu. termasuk saya pribadi yang mau tidak mau harus percaya kejadian itu sebagai bukti keimananku pada makhluk ghaib. sekali lagi saya ingatkan bahwa makhluk ghaib itu ada namun berbeda dimensi dengan kita.
o0o sekian o0o
0 komentar:
Posting Komentar