Photobucket
AHLAN WASAHLAN BIKHUDURIKUM
ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKATUHU

Menu horizontal

Jumat, 11 November 2011

Jangan Patahkan Semangat Orang Lain


         Pernahkah anda patah semangat karena kata-kata seseorang disekitarmu ? Taukah atau mengertikah dia bahwa satu langkah kesuksesan kita telah hancur akibat kata-katanya ? harapannya kata-kata itu tidak pernah keluar dari mulut kita. Bagi sebagian orang, merangkai kata-kata mungkin suatu hal yang sulit. Kata-kata terbiasa keluar secara refleks tanpa dipikirkan akibat yang ditimbulkan. Hal itulah yang membedakan manusia dengan makhluk manapun, itulah akal. Akal manusia bisa digunakan untuk membedakan yang hak dan yang bathil. Dalam sebuah Kitab Imam Al-Ghazali disebutkan bahwa akal manusia sering disebut Al Qolbu. Bagi sebagian kita menganggap bahwa Al Qolbu itu adalah hati dalam arti secara harfiah organ tubuh yang berperan penting dalam sistem pencernaan. Padahal Al Qolbu adalah makhluk Tuhan yang bersifat Sirr (Rahasia). Semua orang mampu membangkitkan energi Qolb ini dengan menyatukan otak dan hatinya dengan memperbanyak mengenal dirinya. Setelah manusia mengenal dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya. Tidak Mustahil jika pafa sufi dahulu bisa menyatakan dirinya Tuhan bukan karena semata-mata ingkar pada Tuhan, melainkan karena rasa menyatu yang teramat dekat dengan Tuhannya (Bedakan konsep ini dengan cerita fir'aun, dll). Pada intinya kita dituntut untuk menghargai orang lain agar kita sendiri dihargai orang lain.



            Misalnya kita ambil contoh dalam hal mempelajari bahasa asing. Pada intinya bahasa hanyalah sebagai alat komunikasi semata. Anda berujar dan yang mendengarkan anda faham  maka selesailah urusan komunikasi anda. Banyak dari sebagian orang yang menyepelekan masalah ini sehingga dengan bangganya dia mengatakan "Anda salah" ketika melihat tulisan atau pembicaraan orang lain menggunakan tata bahasa yang kurang benar. Padahal ulama-ulama dari zaman dahulu selalu menghindarkan kata "Anda salah" kepada pada santrinya. Mereka menggantinya dengan kata-kata "Coba lihat kembali". Ketika anda menulis kata seperti itu, sebenarnya anda telah mematahkan semangat orang tersebut dalam mempelajari bahasa.
            Pada suatu ketika saya berbincang dengan teman saya yang sudah sepuluh tahun di Australia. Berbagai pertanyaan saya berikan dan beliau selalu menjawabnya. Dalam hal belajar bahasa menurut beliau, orang-orang Indonesia ini kok sepertinya takut sekali dengan yang namanya "salah". Padahal meskipun anda berbicara dengan orang asing kemudian bahasa anda belepotanpun mereka tidak akan menertawakanmu. Hal tersebut karena mereka tahu bahwa itu bukan bahasa asli kita. Kemudian ketika kita mencoba ingin menulis atau berbicara sedikit menggunakan bahasa inggris, tidak sedikit orang yang mencemoohnya dengan mengatakan "sombong". Suatu ketika saya chat dengan seseorang dari Ohio yang sebaya dengan saya. Beliau akan mengatakan kita itu "so cool" secara berulang. Saya sendiri kurang begitu faham maksud kata-kata yang sering diulang itu. Mungkin itu karena begitu bertele-telenya kata-kata kita dalam bahasa inggris misalnya yang dituntut harus sesuai dengan grammer. Dan Orang-orang Indonesia yang sudah mahir berbahasa akan mendapatkan acungan jempol yang banyak dari mereka karena begitu rapihnya bahasa inggris yang kita gunakan. Padahal jika anda perhatikan beberapa lirik lagu barat pun banyak yang tidak memperhatikan grammer bukan.
             Menurut dosen saya, Lidah orang Indonesia paling gampang mempelajari berbagai bahasa asing. Beda dengan orang-orang China misalnya yang sudah sangat kental dengan logat China-nya. Meskipun pada kenyataannya orang-orang kita juga tidak semua seperti itu. Misalnya,  Menurut cerita dari kaka tingkat saya di ITP, ketika beliau mempresentasikan paper-nya dalam suatu International Conference di Malaysia, dia adalah termasuk orang yang akan paling pertama dikenali oleh para hadirin dengan logat bahasa inggrisnya yang masih mengandung unsur-unsur logat jawa (medok mungkin). Bisa anda bayangkan, dengan bangganya beliau menjadikan yang kita anggap itu kekurangan sebagai kelebihannya.
              Cerita lainnya, ketika zaman sekolah menengah dulu, bahasa arab dan bahasa inggris merupakan hal yang ditekankan pada kami. Pihak roisul madrosah dan Roisul Al Thullab  sudah coba atur jadwal untuk menggunakan bahasa-bahasa itu secara bergantian pada hari-hari tertentu. Dalam papan-papan 'ilan (announcement sudah dicoba dibuat daftar muhadatsah (conversation) dan Vocabullary yang diganti secara berkala. Namun lagi-lagi mungkin hanya digunakan saat didepan asaatidz (teachers) saja dan bahkan tidak mau digunakan dengan alasan "malu" dan "takut salah". termasuk saya sendiri saat itu. penyesalan selalu datang terakhir bukan, namun bukanlah akhir dari segalanya. dan masih banyak lagi cerita-cerita lainnya.
             Pada intinya marilah kita belajar mengomentari orang dengan hati-hati dan jangan sampai orang lain tersakiti. Meskipun saya sendiri sering berkomentar yang aneh-aneh pada teman2 yang saya anggap sangat dekat namun saya yakin dia tidak akan merasa sakit hati, melainkan menambah dekat dengan sedikit bercanda.

Cari Blog Ini