Pernahkah anda patah semangat karena kata-kata seseorang disekitarmu
? Taukah atau mengertikah dia bahwa satu langkah kesuksesan kita telah
hancur akibat kata-katanya ? harapannya kata-kata itu tidak pernah
keluar dari mulut kita. Bagi sebagian orang, merangkai kata-kata mungkin
suatu hal yang sulit. Kata-kata terbiasa keluar secara refleks tanpa
dipikirkan akibat yang ditimbulkan. Hal itulah yang membedakan manusia
dengan makhluk manapun, itulah akal. Akal manusia bisa digunakan untuk
membedakan yang hak dan yang bathil. Dalam sebuah Kitab Imam Al-Ghazali
disebutkan bahwa akal manusia sering disebut Al Qolbu. Bagi sebagian
kita menganggap bahwa Al Qolbu itu adalah hati dalam arti secara harfiah
organ tubuh yang berperan penting dalam sistem pencernaan. Padahal Al
Qolbu adalah makhluk Tuhan yang bersifat Sirr (Rahasia). Semua orang
mampu membangkitkan energi Qolb ini dengan menyatukan otak dan hatinya
dengan memperbanyak mengenal dirinya. Setelah manusia mengenal dirinya,
maka dia akan mengenal Tuhannya. Tidak Mustahil jika pafa sufi dahulu
bisa menyatakan dirinya Tuhan bukan karena semata-mata ingkar pada
Tuhan, melainkan karena rasa menyatu yang teramat dekat dengan Tuhannya
(Bedakan konsep ini dengan cerita fir'aun, dll). Pada intinya kita
dituntut untuk menghargai orang lain agar kita sendiri dihargai orang
lain.
Misalnya kita ambil contoh dalam hal mempelajari
bahasa asing. Pada intinya bahasa hanyalah sebagai alat komunikasi
semata. Anda berujar dan yang mendengarkan anda faham maka selesailah
urusan komunikasi anda. Banyak dari sebagian orang yang menyepelekan
masalah ini sehingga dengan bangganya dia mengatakan "Anda salah" ketika
melihat tulisan atau pembicaraan orang lain menggunakan tata bahasa
yang kurang benar. Padahal ulama-ulama dari zaman dahulu selalu
menghindarkan kata "Anda salah" kepada pada santrinya. Mereka
menggantinya dengan kata-kata "Coba lihat kembali". Ketika anda menulis
kata seperti itu, sebenarnya anda telah mematahkan semangat orang
tersebut dalam mempelajari bahasa.
Pada suatu ketika
saya berbincang dengan teman saya yang sudah sepuluh tahun di Australia.
Berbagai pertanyaan saya berikan dan beliau selalu menjawabnya. Dalam
hal belajar bahasa menurut beliau, orang-orang Indonesia ini kok
sepertinya takut sekali dengan yang namanya "salah". Padahal meskipun
anda berbicara dengan orang asing kemudian bahasa anda belepotanpun
mereka tidak akan menertawakanmu. Hal tersebut karena mereka tahu bahwa
itu bukan bahasa asli kita. Kemudian ketika kita mencoba ingin menulis
atau berbicara sedikit menggunakan bahasa inggris, tidak sedikit orang
yang mencemoohnya dengan mengatakan "sombong". Suatu ketika saya chat
dengan seseorang dari Ohio yang sebaya dengan saya. Beliau akan
mengatakan kita itu "so cool" secara berulang. Saya sendiri kurang
begitu faham maksud kata-kata yang sering diulang itu. Mungkin itu
karena begitu bertele-telenya kata-kata kita dalam bahasa inggris
misalnya yang dituntut harus sesuai dengan grammer. Dan Orang-orang
Indonesia yang sudah mahir berbahasa akan mendapatkan acungan jempol
yang banyak dari mereka karena begitu rapihnya bahasa inggris yang kita
gunakan. Padahal jika anda perhatikan beberapa lirik lagu barat pun
banyak yang tidak memperhatikan grammer bukan.
Menurut dosen saya, Lidah orang Indonesia paling gampang mempelajari
berbagai bahasa asing. Beda dengan orang-orang China misalnya yang sudah
sangat kental dengan logat China-nya. Meskipun pada kenyataannya
orang-orang kita juga tidak semua seperti itu. Misalnya, Menurut cerita
dari kaka tingkat saya di ITP, ketika beliau mempresentasikan paper-nya
dalam suatu International Conference di Malaysia, dia adalah termasuk
orang yang akan paling pertama dikenali oleh para hadirin dengan logat
bahasa inggrisnya yang masih mengandung unsur-unsur logat jawa (medok
mungkin). Bisa anda bayangkan, dengan bangganya beliau menjadikan yang
kita anggap itu kekurangan sebagai kelebihannya.
Cerita lainnya, ketika zaman sekolah menengah dulu, bahasa arab dan
bahasa inggris merupakan hal yang ditekankan pada kami. Pihak roisul
madrosah dan Roisul Al Thullab sudah coba atur jadwal untuk menggunakan
bahasa-bahasa itu secara bergantian pada hari-hari tertentu. Dalam
papan-papan 'ilan (announcement sudah dicoba dibuat daftar muhadatsah
(conversation) dan Vocabullary yang diganti secara berkala. Namun
lagi-lagi mungkin hanya digunakan saat didepan asaatidz (teachers) saja
dan bahkan tidak mau digunakan dengan alasan "malu" dan "takut salah".
termasuk saya sendiri saat itu. penyesalan selalu datang terakhir
bukan, namun bukanlah akhir dari segalanya. dan masih banyak lagi
cerita-cerita lainnya.
Pada intinya marilah kita
belajar mengomentari orang dengan hati-hati dan jangan sampai orang lain
tersakiti. Meskipun saya sendiri sering berkomentar yang aneh-aneh pada
teman2 yang saya anggap sangat dekat namun saya yakin dia tidak akan
merasa sakit hati, melainkan menambah dekat dengan sedikit bercanda.
0 komentar:
Posting Komentar