"Tuliskanlah mimpi-mimpimu, jangan hanya diingat saja karena itu akan lupa", kata-kata seorang trainer yang seakan telah menjadi sabda dari orang paling berpengaruh di IPB. Tidak heran jika pernyataan itu telah menyihir banyak orang dan meledakkan semangatnya di kancah Nasional dan Internasional. Kata-kata sederhana namun jika dilaksanakan dengan sepenuh hati serta mampu menyatukan hati dan pikiran dalam menuliskannya, maka bukan hal yang mustahil tulisan-tulisan itu akan menjadi coretan-coretan karena satu persatu mimpinya terpenuhi. Hal ini pula yang penulis lakukakan, masih teringat di kamar 192 gedung C2 itulah sederetan kertas menempel dan berusaha untuk segera mencoretnya satu persatu.Banyak orang yang tertawa bahkan menganggap remeh tulihan itu. Namun penulis yakin bahwa orang luar biasa tidak melakukan hal yang biasa dan dengan cara yang biasa, dan itulah harapan penulis yang ingin menjadi orang luar biasa.
Apakah anda tertawa mendengarnya atau bahkan menganggap remeh ? jangan begitu kawan. Kelak engkau akan merasakannya sendiri. Menurut logika saja, jika setiap hari kita melihat mimpi-mimpi kita, disitulah akan timbul keinginan untuk mewujudkannya. Jika kita hanya mengingatnya, maka setelah tugas kuliah anda numpuk saja kemungkinan besar sudah terlupakan.Betul tidak ?
Apakah hanya 100 mimpi ? tentu saja tidak kawan. Masa TPB waktu yang singkat bukan ? penulis yakin 100 mimpi sudah cukup untuk meluapkan mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan. Lalu apakah harus mimpi-mimpi dalam rentang waktu satu tahun saja ketika di TPB ? tentu tidak kawan, tulis saja mimpi-mimpimu meskipun logika anda berpikir bahwa mimpi itu akan tercapai ketika anda berumur lebih dari 50 tahun.Maka dengan demikian akan banyak sekali mimpi-mimpi itu bahkan lebih dari seratus.
Apakah semua yang kita tulis harus terwujud ? tentu tidak kawan. Masalahnya bukan ada pada kemampuan kita melainkan takdir Tuhan yang sudah tersurat di Lauhil Mahfudz sana. Namun terlepas dari itu, kita meski yakin bahwa kita sudah berusaha maksimal lalu kemudian bertawakal. Apakah takdir ada yang bisa diubah ? jawabannya ada kawan. Itulah maha besarnya kekuasaan Tuhan yang maha bijaksana. Misalnya saja ada salah satu sabda Rosululloh SAW yang menyatakan bahwa, "bersedekah dapat menolak bala". Bukankah bala yang akan kita terima sudah ada suratannya ? bahkan kapasitas kita minum saja sampai kita meninggal akan menghabiskan berapa liter sudah tercatat? itulah maha kuasanya Tuhan kawan.
Teringat ketika penulis pertama kali menuliskan mimpi untuk mendapatkan IPK TPB 4. Ya, mimpi inilah yang selalu memotivasi untuk belajar lebih giat baik di kampus maupun di asrama. Namun apa yang terjadi ? takdir Tuhan berkata lain. Hal yang mudah bagi Tuhan untuk memberi nilai B dengan hanya kurang 0,3 saja untuk mendapatkan nilai A. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam masalah ini sebelum kita memikirkan sebesar apa usaha kita untuk meraih itu semua.
Harapannya siapapun anda yang berkenan membaca tulisan ini bisa terpacu semangatnya dan yakin bahwa kapasitas otak itu hanya menyumbang sekitar 25 % saja untuk keberhasilan anda sedangkan selebihnya usaha dan do'a terutama do'a orang tua anda. Selamat belajar dan warnai dengan berbagai keajaiban yang tak pernah anda sangka-sangka sebelumn
Apakah anda tertawa mendengarnya atau bahkan menganggap remeh ? jangan begitu kawan. Kelak engkau akan merasakannya sendiri. Menurut logika saja, jika setiap hari kita melihat mimpi-mimpi kita, disitulah akan timbul keinginan untuk mewujudkannya. Jika kita hanya mengingatnya, maka setelah tugas kuliah anda numpuk saja kemungkinan besar sudah terlupakan.Betul tidak ?
Apakah hanya 100 mimpi ? tentu saja tidak kawan. Masa TPB waktu yang singkat bukan ? penulis yakin 100 mimpi sudah cukup untuk meluapkan mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan. Lalu apakah harus mimpi-mimpi dalam rentang waktu satu tahun saja ketika di TPB ? tentu tidak kawan, tulis saja mimpi-mimpimu meskipun logika anda berpikir bahwa mimpi itu akan tercapai ketika anda berumur lebih dari 50 tahun.Maka dengan demikian akan banyak sekali mimpi-mimpi itu bahkan lebih dari seratus.
Apakah semua yang kita tulis harus terwujud ? tentu tidak kawan. Masalahnya bukan ada pada kemampuan kita melainkan takdir Tuhan yang sudah tersurat di Lauhil Mahfudz sana. Namun terlepas dari itu, kita meski yakin bahwa kita sudah berusaha maksimal lalu kemudian bertawakal. Apakah takdir ada yang bisa diubah ? jawabannya ada kawan. Itulah maha besarnya kekuasaan Tuhan yang maha bijaksana. Misalnya saja ada salah satu sabda Rosululloh SAW yang menyatakan bahwa, "bersedekah dapat menolak bala". Bukankah bala yang akan kita terima sudah ada suratannya ? bahkan kapasitas kita minum saja sampai kita meninggal akan menghabiskan berapa liter sudah tercatat? itulah maha kuasanya Tuhan kawan.
Teringat ketika penulis pertama kali menuliskan mimpi untuk mendapatkan IPK TPB 4. Ya, mimpi inilah yang selalu memotivasi untuk belajar lebih giat baik di kampus maupun di asrama. Namun apa yang terjadi ? takdir Tuhan berkata lain. Hal yang mudah bagi Tuhan untuk memberi nilai B dengan hanya kurang 0,3 saja untuk mendapatkan nilai A. Tidak ada yang bisa disalahkan dalam masalah ini sebelum kita memikirkan sebesar apa usaha kita untuk meraih itu semua.
Harapannya siapapun anda yang berkenan membaca tulisan ini bisa terpacu semangatnya dan yakin bahwa kapasitas otak itu hanya menyumbang sekitar 25 % saja untuk keberhasilan anda sedangkan selebihnya usaha dan do'a terutama do'a orang tua anda. Selamat belajar dan warnai dengan berbagai keajaiban yang tak pernah anda sangka-sangka sebelumn
0 komentar:
Posting Komentar