Peringatan pertama, kedua, dan akhirnya ketiga terasa menyesakkan pandangan. Kami harus dengan terpaksa keluar dari asrama. Ya, saat ini tanggal 18 - 20 Juni 2011 adalah waktu pengusiran kami. Mungkin terlalu sadis jika dikatakan pengusiran, namun apakah bedanya antara Chek Out dengan pengusiran. Intinya sama, kami harus meninggalkan asrama tanpa meninggalkan suatu apapun. Sudah sejak pukul 07.00 pagi para BRT mendatangi tiap lorong untuk mengecek tentang kelengkapan sarana kamar. Jika pernah ada kerusakan atau hilang, maka mau tidak mau harus masuk list deposit asrama yang harus kita bayar. Oke, siapa takut !
BRT masuk ke kamar kami, 192. Dengan senyuman khasnya beliau langsung menanyakan anggota kamar kami. Kami jawab dengan tenang bahwa anggota kamar kami ada empat orang meski yang terlihat hanya ada dua. Lalu pihak BRT menuliskan daftar kerusakan, tanpa banyak tanya. Rupanya mereka sudah benar-benar tahu bahwa kaca kamar kami pernah pecah, lampu kamar kami mati beberapa hari yang lalu, saya tidak mendapatkan gantungan kunci asrama sejak masuk, dan yang paling tidak disangka-sangka adalah deposit fasilitas umum. Memang uang deposit sarana umum ini semua mahasiswa menanggungnya. Besarnya rata-rata 20 ribuan.
Suatu hal yang tak kusangka, ternyata khusus mahasiswa penerima Bidik Misi harus mengambil Surat Bebas Asrama langsung ke BPA. Namun sebelumnya kita harus transfer sejumlah uang yang menjadi tanggungan deposit kita. Dengan memperlihatkan bukti transfer, selembar kertas legal yang amat berharga itu bisa didapatkan. Kenapa dibilang berharga ? karena semua mahasiswa percaya bahwa surat itu akan menjadi syarat saat kita akan di wisuda kelak. Entah benar atau tidak yang jelas kami berusaha menjalani prosedur yang ada.
Bagi kami tak terlalu berat walaupun harus segera keluar dari kamar untuk dikunci, karena kami sudah memindahkan barang-barang kami beberapa hari sebelumnya. Namun teman-teman tetangga kamar kami ada juga yang kewalahan memindahkan barang-barangnya karena tidak di cicil sejak awal. Kami tinggal mengucapkan selamat tinggal kepada kamarku. Disanalah kami berjuang, belajar, mendapatkan berbagai pengalaman hidup kami yang heterogen. Kami sudah cukup puas apalagi dengan IP Asrama kami yang tidak terlalu menghawatirkan. IPP saya "A", Fian "B", dan Tian "C". Mungkin cukup adil meskipun kami menyadari bahwa kami tak sepenuhnya menaati semua peraturan program pembinaan akademik dan multi budaya. ^_^
BRT masuk ke kamar kami, 192. Dengan senyuman khasnya beliau langsung menanyakan anggota kamar kami. Kami jawab dengan tenang bahwa anggota kamar kami ada empat orang meski yang terlihat hanya ada dua. Lalu pihak BRT menuliskan daftar kerusakan, tanpa banyak tanya. Rupanya mereka sudah benar-benar tahu bahwa kaca kamar kami pernah pecah, lampu kamar kami mati beberapa hari yang lalu, saya tidak mendapatkan gantungan kunci asrama sejak masuk, dan yang paling tidak disangka-sangka adalah deposit fasilitas umum. Memang uang deposit sarana umum ini semua mahasiswa menanggungnya. Besarnya rata-rata 20 ribuan.
Suatu hal yang tak kusangka, ternyata khusus mahasiswa penerima Bidik Misi harus mengambil Surat Bebas Asrama langsung ke BPA. Namun sebelumnya kita harus transfer sejumlah uang yang menjadi tanggungan deposit kita. Dengan memperlihatkan bukti transfer, selembar kertas legal yang amat berharga itu bisa didapatkan. Kenapa dibilang berharga ? karena semua mahasiswa percaya bahwa surat itu akan menjadi syarat saat kita akan di wisuda kelak. Entah benar atau tidak yang jelas kami berusaha menjalani prosedur yang ada.
Bagi kami tak terlalu berat walaupun harus segera keluar dari kamar untuk dikunci, karena kami sudah memindahkan barang-barang kami beberapa hari sebelumnya. Namun teman-teman tetangga kamar kami ada juga yang kewalahan memindahkan barang-barangnya karena tidak di cicil sejak awal. Kami tinggal mengucapkan selamat tinggal kepada kamarku. Disanalah kami berjuang, belajar, mendapatkan berbagai pengalaman hidup kami yang heterogen. Kami sudah cukup puas apalagi dengan IP Asrama kami yang tidak terlalu menghawatirkan. IPP saya "A", Fian "B", dan Tian "C". Mungkin cukup adil meskipun kami menyadari bahwa kami tak sepenuhnya menaati semua peraturan program pembinaan akademik dan multi budaya. ^_^
1 komentar:
yeah you'r right!!!! itu pengusiran.. bukan cheek out...
Posting Komentar